Informasi Dunia Peternakan, Perikanan, Kehutanan, dan Konservasi

Potensi Limbah Tauge untuk Pakan Ternak

Limbah pertanian merupakan sisa dari hasil suatu pengolahan atau kegiatan pertanian, peternakan ataupun kegiatan lainnya yang diperoleh setelah hasil utama dari kegiatan tersebut selesai. Limbah terkadang tidak bernilai ekonomi jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Limbah dihasilkan dari alam melalui proses pertanian, peternakan, dan perikanan setelah dimanfaatkan hasil utamanya maka harus terpaksa dibuang dalam bentuk limbah (Winarno, 1981).

Limbah tauge adalah sisa dari produksi tauge yang terdiri dari kulit kacang hijau atau angkup tauge dan pecahan-pecahan tauge yang diperoleh pada saat pengayakan atau ketika pemisahan untuk mendapatkan tauge yang dapat dikonsumsi. Limbah tauge biasanya dibuang begitu saja di pasar atau oleh para pengrajin tauge, sehingga berpeluang untuk mencemari lingkungan. Potensi limbah tauge dalam sehari sangat banyak dilihat dari produksi tauge yang tidak mengenal musim terutama untuk pengrajin tauge di daerah Bogor. Sebagai contoh, total produksi tauge di daerah bogor sekitar 6,5 ton/hari dan berpeluang untuk menghasilkan limbah tauge sebesar 1,5 ton/hari (Rahayu et al., 2010).

Limbah tauge dihasilkan dari kacang hijau yang mengalami perubahan secara fisik dan kimia menjadi tauge, kemudian dilakukan pengayakan tauge di pasar sebelum dijual ke konsumen. Kacang hijau mempunyai kandungan protein yang tinggi dan susunan asam amino yang mirip dengan susunan asam amino kedelai. Salah satu kekurangan kacang hijau adalah adanya kandungan antinutrisi yang relatif tinggi. Salah satu cara untuk mengurangi kandungan antinutrisinya adalah dengan memberikan perlakuan pada kacang tersebut seperti perendaman, perkecambahan, dan pemanasan (Belinda, 2009).

Kacang hijau mempunyai nilai daya cerna protein yang cukup tinggi yaitu sebesar 81%, namun daya cerna protein ini dipengaruhi oleh adanya inhibitor tripsin. Aktivitas enzim tripsin dapat pula dipengaruhi oleh adanya tannin atau polifenol. Salah satu upaya untuk menginaktifkan zat-zat antigizi tersebut adalah dengan membuat kacang-kacangan tersebut berkecambah menjadi tauge (Bressani et al., 1982).

Selama proses perkecambahan, beberapa kandungan pati diubah menjadi bagian yang lebih kecil dalam bentuk gula maltosa. Karbohidrat sebagai bahan persediaan makanan dirombak oleh enzim alfa amilase dan beta amilase yang bekerja saling mengisi. Alfa amilase memecah pati menjadi dekstrin, sedangkan beta amilase memecah dekstrin menjadi maltosa. Molekul protein dipecah menjadi asam amino sehingga pada kecambah terjadi kenaikan konsentrasi asam amino yaitu lisin 24%, threonin 19%, alanin 29% dan fenilalanin 7%. Lemak dihidrolisa menjadi asam-asam lemak yang mudah dicerna. Beberapa mineral seperti Ca (kalsium) dan Fe (besi) yang biasa terikat erat dapat dilepaskan sehingga menjadi bentuk yang lebih bebas. Dalam setiap 100 gram tauge mengandung energi 50 kkal, kalsium 32 mg, potasium 235 mg, besi 897 mg, fosfor 75 mg, seng 960 mg, asam folat 160 mg, vitamin C 20 mg dan vitamin B2 163 mg. Tauge mengandung nilai gizi tinggi, murah, dan mudah didapat. Adapun kandungan zat gizi tauge dapat dilihat pada Tabel.

Tabel. Kandungan Zat Gizi Kecambah Kacang Hijau (Tauge) dalam 100 gram Bahan yang Dapat Dimakan
Komponen
Kacang hijau
Energi (kal)
23
Air
92,4
Lemak
0,2
Protein
2,9
Karbohidrat
4,1
Sumber : Hardiansyah dan Briawan (1994)

Dalam bentuk tauge, kandungan vitaminnya lebih banyak daripada bentuk bijinya yaitu kacang hijau. Kadar vitamin B-nya meningkat 2,5-3 kali lipat, sedangkan vitamin C meningkat menjadi 20 mg/ 100 gram. Berdasarkan berat kering, kandungan protein tauge juga meningkat 119% dari kandungan awalnya. Hal ini terutama dikarenakan terjadinya sintesa protein selama proses germinasi kecambah (Winarno, 1981).

Dalam bentuk limbah tauge dapat diketahui pula bahwa kandungan airnya adalah 63,35%, abu 7,35%, lemak 1,17%, protein 13,62%, serat kasar 49,44%, dan kandungan TDN adalah 64,65 (Rahayu et al., 2010). Limbah tauge sering kali dianggap tidak berguna dan dapat mencemari lingkungan, namun melihat kandungan gizi yang terdapat dalam limbah tauge, maka limbah tauge tersebut kemungkinan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu pakan ternak diantaranya sebagai pakan ternak domba. Selain memberikan nilai ekonomis dan mengurangi pencemaran lingkungan, pemanfaatan dan pendaurulangan limbah pertanian menjadi komoditas baru dapat memberikan keuntungan lain seperti penyerapan tenaga kerja dan dihasilkannya produk baru yang berguna sehingga meningkatkan pendapatan dan keuntungan petani atau produsen.

Daftar Pustaka

Belinda. 2009. Evaluasi mutu cookies campuran tepung kacang hijau dan beras sebagai pangan tambahan bagi ibu hamil. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor, bogor.
Bressani, R., R. Fernandez., L. G. Elias., & J. E. Braham. 1982. Trypsin inhibitor and hemaglutinis in bean (Phaseolus vulgaris) and their relationship with the content of tannin and associated polyphenols. J. Agric. Food Chem. 30 : 743-753.
Hardinsyah., & D. Briawan. 1994. Penilaian dan Perencanaan Konsumsi Pangan dan Gizi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Rahayu, S., D. S. Wandito, & W. W. Ifafah,. 2010. Survei Potensi Limbah Tauge di Kota Madya Bogor. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Winarno, F. G. 1981. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.


Labels: Bahan Pakan, Limbah Pertanian, Pakan Alternative

Thanks for reading Potensi Limbah Tauge untuk Pakan Ternak. Please share...!

0 Comment for "Potensi Limbah Tauge untuk Pakan Ternak"

Back To Top